Jumat, 12 Juni 2015

PERSIAPAN UAS PRAGMATIK (RINGKASAN MATERI 1-9)

PERSIAPAN UAS PRAGMATIK (RINGKASAN MATERI 1-9)

Pragmatik adalah kajian terhadap makna penutur (bukan makna alami)
contoh: Malam lebaran
bulan di atas kuburan
Pragmatik merupakan kajian tentang bagaimana orang-orang tahu lebih banyak hal yang harus dikomunikasikan daripada yang dikatakan.
Contoh:
Di dinding kost tertulis “HEMAT LISTRIK”
Para penghuni kost akan akan menggunakan listrik sesuai keperluaan atau tidak berlebihan dan sangat berhati-hati agar tidak boros bayar listrik.
Pragmatik: kajian tentang ekspresi jarak relative (tidak pasti)
contoh: kata Bapak/Ibu: tua, padahal belum tentu tua, bisa guru dgn org tua siswa
Perbedaan
Semantik: tidak terikat konteks-> apa itu konteksnya itulah maknanya.
Pragmatik: memperhatikan konteks
Contoh: Kursi, dalam semantic artinya tempat duduk sedangkan dalam pragmatic mengartikan kursi bisa kedudukan (kekuasaan).
Sintaksis: Penataan kalimat supaya baik. Mengenai struktur SPOK
Persamaan antara Semantik, Pragmatik n Sintaksis: sama2 mengkaji bahasa.

Deiksis: suatu acuan atau referen yang tidak tetap karena tergantung pada konteks.
Contoh:                     
Anita : saya akan ke bandung minggu depan, kalau kamu?
Ali : kalau saya santai di rumah.
Kata saya  di atas sebagai kata  ganti dua orang. Kata pertama adalah kata ganti dari Anita sedangkan kata kedua sebagai kata ganti ali. Dari contoh di atas, tampak kata saya  memiliki referen yang berpindah-pindah sesuai dengan konteks pembicaraan serta situasi berbahasa.
Deiksis orang: bentuk2 yang digunakan untuk menunjuk orang, misalnya saya, kamu, dia, mereka, dan sebagainya.
Contoh: Bella adalah gadis cantik dari Bali. Dia sangat rajin dan cerdas.
Kata dia di atas sebagai pengganti Bella.
Deiksis tempat: bentuk2 yang digunakan untuk menunjuk tempat atau lokasi.
Contoh: Duduklah bersamaku di sini!            
Pada contoh di atas penggunaan frasa di sini menunjuk pada suatu tempat saat tuturan itu diucapkan, yakni sebuah kursi.
Deiksis waktu: bentuk2 yang digunakan untuk mengungkapkan waktu, misalnya kemarin, lusa, dsb.
Contoh:                  
Kita harus berangkat sekarang.
Pada contoh di atas, kata sekarang mengacu pada waktu yang sempit, mungkin dalam hitungan menit.
Deiksis sosial: bentuk2 yang digunakan untuk menjukkan status sosial. Deiksis ini menyebabkan adanya kesopanan berbahasa. Misalnya, dalam daerah Banjar menggunakan inggih.
Contoh: Inggih, Ma. (Iya, Bu.)
Kata inggih pada contoh di atas menunjukkan status sosial. Maksudnya, kata inggih tersebut menunjukkan kesopanan ketika berbicara kepada orang yang lebih tua.
Deiksis wacana: rujukan pada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan.
Anafora ialah penunjukan kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam wacana dengan pengulangan.
Katafora ialah penunjukan ke sesuatu yang disebut kemudian.
contoh:
“Paman datang dari desa kemarin dengan membawa hasil palawijanya”.
b)   “Karena aromanya yang khas, mangga itu banyak dibeli”.
Dari kedua contoh di atas dapat kita ketahui bahwa “-nya” pada contoh (a) mengacu ke paman yang sudah disebut sebelumnya, sedangkan pada contoh (b) mengacu ke mangga yang disebut kemudian.

Referensi adalah sumber acuan atau rujukan yang dilengkapi atribut2 tertentu.
Inferensi adalah simpulan atau yang dapat disimpulkan.
Perbedaanx dgn deiksis, referen ada kesepakatan2 dari penutur.
Contoh:           
a.    Perempuan itu suaranya sangat bagus. Referensi
b.   Tentu, karena dia ratu dangdut.-> Inferensi
Nama dan referen
Versi referensi yang disajikan disini adalah kolaborasi antara niat untk mengidentifikasi dan pengakuan terhadap niat.
Contoh: Percakapan antara siswa A dan siswa B. A: “Mana Andrea Hirata yang kemarin kamu pinjam?” B: “Maaf, sepertinya tertinggal di rumah.” Dari konteks kalimat yang diciptakan, referen yang dimaksudkan dan inferen yang disimpulkan bukan mengacu kepada seseorang, tetapi sebuah buku.
ANAFORA: ACUAN YANG DISEBUTKAN DI ATAS/ DISEBUTKAN SEBELUMNYA (atesedennya berada setelah acuan)
ex: Zahra adalah gadis cantik dari Bali. Dia sangat rajin dan cerdas.
(Antesedennya adalah dia, anaforanya adal Zahra)
KATAFORA: ACUAN YANG DISEBUTKAN DI BAWAH/ SESUDAHNYA (acuannya didahului anteseden)
Ex: Karena kecantikan dan akhlaknya yang baik sehingga Mini disukai banyak lelaki.
(Antesedennya adalah nya, acuannya adalah Mini)
Peran Ko-teks merupakan bagian dari bagian linguistik dari lingkungan tempat digunakannya ekspresi pengacu.(bingung??)
Contoh: seseorang dapat diidentifikasi melalui ungkapan “Sandwich Keju”
A.     Deriz: Sandwich keju duduk dimana?
B.       Ita : Dia duduk disana, dekat jendela.
Pemakaian suatu nama diri secara referensial untuk mengenali objek apapun yang sedemikian mengajak pendengar untuk membuat kesimpulan yang diharapkan.

Presuposisi: asumsi atau dugaan penutur sebelum bertutur terhadap mitra tutur.
contoh: Nailah, besok kita shopping ke Duta Mall yo! (penutur beranggapan bahwa Nailah banyak uang)
Tipe
contoh
presuposisi
Faktif (fakta/nyata)
Dia punya mobil 5
Pasti orang kaya
Non-Faktif
Seandainya dia punya mobil 5
Dia tidak punya mbil 4, mungkin punya 3, 2,1/ mungkin tdk punya.
Leksikal
Dia berusaha melarikan diri
Dia mencoba melarikan diri
Struktural
Kapan dia mati?
Dia telah meninggal
Kontrafaktual (berlawanan)
Jika Aku sehat
Sakit
Eksistensial (keberadaannya bisa diabaikan entailmen)



Entailmen: Sesuatu yang berkaitan dengan maksud penutur atau mengandung implikasi makna.
Contoh: Saya belum lapar jam segini
Entaimennya (tadi pagi penutur sudah makan), implikasinya (kenyang)

Kerja sama dan implikatur
Prinsip kerja sama: usaha bersama antar orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Kerja sama: dimana orang2 yang melakukan percakapan biasanya diasumsikan sedang berusaha membingungkan , menipu atau menyembunyikan informasi yg relevan satu dr yang lain.
Maksim: ???
PRINSIP BISA DILANGGAR, MAKSIM TIDAK BOLEH DILANGGAR
Prinsip kooperatif menurut Grice
Maksim kualitas: salah satu maksim dimana penutur harus dapat dipercaya.
Informasi yang diberikan harus sesuai dengan kenyataan dan tidak boleh menyampaikan sesuatu yang salah.
Contoh: Silakan menyontek saja biar nanti lulus semua. (Informasi yg salah)
Maksim kuantitas: Kalau kita bertutur katakan sesuai yang diperlukan, tidak lebih atau tidak kurang.
Maksim relevan: Dalam percakapan diikat oleh topic/ saling berhubungan/ kerja sama.
Contoh: kapan kamu pulang? (jawabnya, besok, bulan depan, dll)
Maksim pelaksanaan: para peserta diharapkan berbicara secara langsung.
Pagar: catatan2 peringatan yang diekspresikan tentang bagaimana sebuah ujaran harus diambil, misalnya (sejauh aku tahu) digunakan ketika  memberikan suatu informasi tertentu.
(Pagar: kehati-hatian si penutur),
EX: sejauh yang aku tahu mereka sudah menikah
       mungkin aku salah, tetapi aku kira aku melihat cincin kawin pada jarinya.
Implikatur: makna tersirat dalam suatu ujaran.
Contoh:
A: ANi adikmu lapar
B: Iya Bu, mana lauknya?
(tidak nyambung, tapi si B mengerti maksudnya)
Implikatur percakapan: makna tambahan yang tidak dinyatakan dan harus diasumsikan atau tuturannya tidak langsung.
Contoh: A: Sekarang pukul berapa?
            B: Azan belum berkumandang Pak
(pasti belum pukul 12.30)
Implikatur percakapan yang digeneralisasikan: Makna tambahan yang tidak disebutkan dan tidak tergantung pada pengetahuan khusus atau lokal.
Implikatur skala: Makna tambahan lawan dari setiap nilai yang lebih tinggi pada sebuah skala daripada nilai yang diujarkan.
Contoh: Saya melihat beberapa anak minum-minuman keras. Artnya, Saya mencipatakan implikatur bahwa apa yg saya katakan tdk berlaku pda semua anak.
Impikatur percakapan yang dikhususkan: Makna tambahan yang tidak disebutkan dan tergantung pada pengetahuan khusus atau lokal.
Implikatur konvensional: Makna tambahan yang tidak dinyatakan yang berkaitan dengan penggunaan kata khusus. (Makna yang orang paham semua/ ada kesepakatan.) missal, Orang Kandangan (orang memaknainya jagau), Alabio (pelit)

Tindak tutur: tindakan yang dilakukan dengan menggunakan ujaran untuk berkomunikasi.
Mengapa tuturan dianggap tindakan? karena semua tuturan mengandung informasi.
Austin memperkenalkan tindak tutur:
1.      Lokusi: ujaran punya makna
2.      Ilokusi: ujaran punya maksud dan tujuan
3.      perlokusi: ujaran menimbulkan efek / dampak
Contoh: konsul skripsi BAB 1 selesai
            dosen: Bab 2  & 3 selesaikan minggu depan (punya makna / lokusi)
            efeknya mahasiswa stress (perlokusi)
Contoh: Sore ini tdk akan turun hujan
Lokusinya: penutur sedang berbicara/ berpendapat
Ilokusinya: penutur berbicara bisa benar bisa salah
perlokusinya: mitra tutur pergi tidak membawa payung (jika mempercayai mitra tuturnya)
IFID: piranti2 yang mengindikasikan adanya daya yang dituturkan
ex: (peristiwa tutur) : Ada Idwar, Dini, dan ayahnya Dini
                                    Ada penghulu
Penghulu: Kunikahkan saudara Dini dengan Idwar dengan maskawin besi putih. (yang dikatakan penghulu tdk ada informasi tetapi ada daya (dayanya Idwar menikahi Dini) Namun, jika yang berkata ANdika maka tidak ada daya.
Syarat2 kecocokan: syarat2 yang sesuai bagi tindak tutur untuk dikenali sebagaimana yang dikehendaki.
ex: Guru: Hari ini kamu remedy
       siswa: Hari ini kamu remedy
Kadar kepercayaan diragukan jika teman yang berkata pd siswa.
Klasifikasi tindak tutur (Searle)
1.      Deklarasi (tindak tutur yang menimbulkan perubahan dengan diujarkan) : pernyataan. ex: kamu dipecat.
2.      Representatif (sebuah tindak tutur dimana penutur menyatakan apa yang diyakini atau diketahui): pandangan penutur. ex: saya percaya dia akan menang
3.      Ekspresif (tindak tutur dimana penutur mengekspresikan berbagai perasaan dan sikap): menyatakan perasaan. ex: saya senang mendengar kamu lulus
4.      Direktif (tindak tutur yang digunakan utk membuat org lain melakukan sesuatu): perintah. ex: Ani, Sapu halaman sampai bersih!
5.      Komisif (tindak tutur dimana penutur melibatkan dirinya utk melakukan tindakan tertentu): berjanji. ex: Besok saya akan ke rumah kamu.
Tindak tutur langsung dan tidak langsung
Tindak tutur langsung: tindak tutur dimana ada hubungan langsung antara struktur dan fungsi komunikatif sebuah ujaran.
ex: apakah kamu bisa membantu? (bertanya secara langsung)
Tindak tutur tidak langsung: tindak tutur dimana ada hubungan tak langsung antara struktur dan fungsi komunikatif sebuah ujaran.
ex: Apa kamu bisa membantuku? (penggunaan kata interogatif bukan untk mengajukan pertanyaan tetapi utk mengajukan permintaan )
peristiwa tutur: seperangkat keadaan dimana orang2 berinteraksi secara konvensional utk sampai pada suatu ahsil tertentu.
KONTEKS: LINGKUNGAN FISIK DIMANA KATA DIGUNAKAN

Kesantunan dan interaksi
Kesantunan: menjukkan kesadaran terhadap keinginan muka cintra diri orang lain di depan umum. (menjunjung tinggi moral, agama, adat)
Kesantunan positif: menujukkan solidaritas dengan orang lain.
ex: Bagaimana jika aku meminjam penmu.
kesantunan negative: kesadaran terhadap hak orang lain untuk tidak dipaksa.
ex: bolehkah aku pinjam pen?
Keinginan muka: harapan seseorang bahwa citra dirinya dimuka umum akan dihormati.
Menyelamatkan muka: menyampaikan sesuatu dengan memperhatikan sesuatu.
Muka positif: kebutuhan/ keinginan sesorang untuk diterima, bahkan disukai oleh orang lain karena dipengaruhi lingkungan.
ex: ketika di di kelas teman mau meminjam pulpen, dia pasti mau meminjamkan karena dia berada di lingkungan teman2nya. (dia pasti menjaga citra dirinya)
Muka negative: kebutuhan utk mendapatkan kebebasan bertindak atau tidak ingin dikekang oleh orang lain.
ex: ketika Andi  minjam uang kepada Dino di belakang kampus, Dino bisa saja menolak atau bisa menerima karena tidak ada orang disekitarnya.
Off record: ujaran2 yang tidak langsung diarahkan kepada orang lain, atau bisa disebut isyarat.
ex: (mau minjam pen dgn isyarat) “aduh, aku lupa di mana menaruh penku” org lain dpt bertindak seolah2 pernyataan tsb tdk terdengar. Off record bisa suksesk atau bisa gagal.
On record: ujaran2 yang diarahkan langsung kepada orang lain.
ex: berikan penmu padaku.
Bold on record: ujaran2 yang ditujukan langsung kepada orang lain, berkaitan dengan peristiwa tutur ketika penutur berasumsi bahwa dia memiliki kekuasaan atas orang lain.
ex: Ibu berkata kepada anaknya “Cuci piring di dapur!”
     Tentu si anak melakukan apa yang disuruh ibunya, mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas karena Ibu posisi lebih tinggi.
Prapermintaan: ujaran sebelumsebuah permintaan utk mengetahui apakah permintaan dapat diajukan. ex: apakah kamu sibuk?

Struktur percakapan dan inferensi
Jeda (kesenyapan) sebuah kesempatan yang diberikan mitra tutur.
Floor (giliran bicara/ hak berbicara) kesempatan berbicara bisa diserahkan, bisa diperebutkan.
Interupsi: ketika seorang penutur mendapat giliran bicara, diambil oleh penutur.
Tumpang tindih: lebih dari satu penutur yang berbicara pada saat yang sama dalam percakapan.
Saluran belakang: menyatakan ketujuannya dengan mitra tuturnya tapi tidak jelas.
Gaya kecermatan tinggi: cara ambil bagian yang tidak menyelai dan tidak memaksa dlm percakapan.
gaya keterlibatan tinggi: cara ambil bagian yang cepat,aktif, tumpang tindih dalam percakapan.
Inferensi: penggunaan pengetahuan tambahan oleh pendengar untuk memahami apa yang tersirat dalam sebuah ujaran.

ANalisis wacana: kajian penggunaan bahasa dengan mengacu pada faktor2 sosial dan psikologis yang mempengaruhi komunikasi.
Wacana: Struktur linguistic yg pling tinggi.
Budaya: sebuah kebiasaan-> mata pencaharian berdagang, itu disebut kebudayaan.
Bahasa merupakan bagin dari kebudayaan.
Sebuah wacana dipengaruhi oleh kebudayaan.
missal: budaya satu berbeda dgn budaya lain, di Barat seorang penutur dan mitra tutur itu harus berpandangan. Di Timur, seorang penutur dan mitra tutur apabila dia menatap berarti dia tidak sopan.
-         Orang Batak: gaya berbicara cenderung tinggi, keras.
-         Orang Jawa: gaya berbicara lebih sopan.
Jelas terjadi perbedaan antara keduanya.
Koherensi (perpaduan hubungan makna)
Skemata cultural: struktur2 pengetahuanyang ada sebelumnya yang didasarkan pada pengalaman dalam kebudayaan tertentu
Pragmatik lintas cultural: kajian terhadap harapan2 yang berbeda di antara komunitas yang berbeda tentang bagaimana makna disusun.

Dirangkum oleh Noor Jannah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar