ANALISIS STRUKTUR WACANA PERSUASI
IKLAN “LAUNDRY” PADA KORAN METRO
BANJAR
EDISI KAMIS, 27 MARET 2014
Dosen:
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.
Dewi Alfianti, M.Pd.
Oleh
Noor Janah
NIM A1B112006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015
1.
Latar Belakang
Iklan merupakan bentuk wacana persuasi
karena iklan mempunyai perbedaan dengan informasi atau pengumuman biasa.
Perbedaannya tersebut terletak pada ragam bahasa, retorika penyampaian, dan
daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya
persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli. Sehubungan
dengan tujuan iklan tersebut, Rani (2000: 56) dengan jelas mengemukakan bahwa
iklan bertujuan untuk menarik perhatian calon konsumen.
Iklan dapat dijumpai di mana saja, mulai
dari radio, media cetak, media luar ruang yang berbentuk papan reklame sampai
pada iklan televisi. Semuanya mempunyai persamaan, yaitu ingin mendekati
khalayak sasaran dengan menarik perhatian mereka.
Aanalisis
wacana adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu
unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat atau klausa (Darma, 2014: 11).
Analisis wacana menginterpretasi makna sebuah ujaran dengan memperhatikan
konteks, sebab konteks menetukan makna ujaran. Sesuai yang dikatakan Jumadi,
(2013: 4) bahwa wacana terikat dengan konteks dan fungsi penggunaannya. Adapun
manfaat melakukan kegiatan analisis wacana adalah memahami hakikat bahasa,
memahami proses belajar bahasa, dan perilaku berbahasa.
Dalam
makalah ini penulis akan mencoba untuk menganalisis struktur wacana yang
terdapat dalam iklan
“Laundry” pada koran Metro Banjar. Penulis mecoba untuk
mengklasifikasikan bagian-bagian yang terdapat pada iklan tersebut menjadi
beberapa bagian, yaitu butir utama, badan, dan penutup serta menelaah isi dan fungsinya. Pengklasifikasian
tersebut sesuai dengan yang dikatakan Bolen (dalam Rani, 2000: 56) bahwa wacana
iklan mempunyai tiga unsur pembentuk struktur wacana, yaitu (1) butir utama (headline), (2) badan (body), dan (3) penutup (close).
Dari latar belakang di atas dapat
ditentukan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah analisis struktur wacana persuasi iklan “Laundry” pada koran Metro Banjar edisi Kamis, 27 Maret 2014?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan analisis struktur wacana persuasi iklan “Laundry” pada koran Metro Banjar edisi Kamis, 27 Maret 2014.
Adapun manfaat
dalam penulisan ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan penunjang
kegiatan perkuliahan mengenai kajian Wacana, khususnya wacana persuasi iklan.
2.
Kajian Pustaka
2.1 Wacana
Wacana
(discourse) berasal dari bahasa
latin, discursus. Secara terbatas
istilah ini menunjuk pada aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang mendasari
penggunaan bahasa baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Secara lebih
luas, istilah wacana menunjuk pada bahasa dalam tindakan serta pola-pola yang
menjadi ciri jenis-jenis bahasa dalam tindakan. Wacana dapat direalisasikan
dalam bentuk karangan yang utuh (novel,buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya)
atau dapat pula diasjikan dalam bentuk karangan yang bersifat membujuk
(persuasi) contohnya iklan.
Rani (2000: 3) mengatakan bahwa
wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar yang digunakan dalam
komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat,
frasa, kata, dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian bunyi membentuk kata.
Rangkaian kata membentuk frasa dan rangkaian frasa membentuk kalimat. Akhirnya
rangkaian kalimat membentuk wacana (Semuanya ini bisa lisan bisa tulis).
Stubbs
(dalam Tarigan, 1993: 25) mengemukakan bahwa wacana adalah organisasi bahasa di
atas kalimat atau di atas klausa, dengan perkatan lain unit-unit linguistik
yang lebih besar dari pada kalimat atau klausa seperti pertukran-pertukaran
percakapan atau teks-teks tertulis secara singkat apa yang disebut teks bagi
wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance).
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkam bahwa pengertian wacana adalah
satuan bahasa terbesar atau tertinggi di atas kalimat yang dinyatakan dalam
karangan yang utuh (buku, novel, seri enksiklopedia, dan sebagainya).
2.2 Pengertian
Iklan
Iklan
merupakan salah satu media komunikasi yang sangat efektif untuk digunakan
sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen. Produsen sering
menggunakan iklan sebagai alat untuk menawarkan atau mempromosikan
produk-produknya. Oleh karena itu, semua perusahaan yang menghasilkan produk
baru, berlomba-lomba dalam memasang iklan sebagus-bagusnya untuk memperoleh
keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil penjualan produk-produknya.
Namun
sebenarnya, iklan terbagi menjadi dua macam, yaitu iklan lisan dan iklan tulis.
Iklan lisan sering dijumpai di televisi, yang tersajikan dalam bentuk berupa
kata-kata singkat namun menarik, disertai dengan gambar-gambar mencolok yang
dapat bergerak, dapat dinikmati audio visualnya. Dan dapat dikatakan bahwa
iklan lisan adalah iklan yang memuat tentang produk dengan tampilan audio
visual yang menarik. Sedangkan iklan tulis merupakan iklan yang sering dijumpai
di media cetak (majalah, tabloid, surat kabar, dll). Iklan tulis hanya berupa
kata-kata dan gambar yang mencolok dan menarik, namun tidak dapat bergerak
seperti di televisi.
Iklan
didefinisikan sebagai alat untuk memancing perhatian kepada calon konsumen dengan
membangkitkan rasa keingin tahuan konsumen melalui kata-kata dan gambar-gambar.
(Martutik, 2006:
66)
Menurut
batasan atau definisi dalam arti teknis jurnalistik, iklan adalah salah satu
bagian dari suatu media komunikasi yang memiliki sifat-sifat khas, yaitu
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik sehingga dapat
menarik perhatian konsumen untuk melakukan sesuatu atau melakukan timbal balik
(respon) dengan tampilan semarik mungkin.
Iklan
adalah alat yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian, sehubungan produk yang
diiklankan dengan sasaran khalayak ramai. (Rani, 2006: 72).
Ketiga
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu alat
komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dalam
menawarkan produk-produk suatu perusahaan dengan tampilan gambar dan kata-kata
yang menarik yang termuat dalam media elektronik maupun media cetak.
Dewasa
ini, beribu-ribu iklan telah dihasilkan dengan berbagai jenis produk. Oleh
sebab itu, komunikasi antara konsumen dan produsen pun dapat berjalan dengan
lancar meskipun tidak bertemu secara langsung. Konsumen merasakan kepuasan
terhadap produk yang ditawarkan, begitu sebaliknya produsen merasa senang
karena produk yang dihasilkan diterima di tengah-tengah masyarakat.
2.3
Iklan
Sebagai Wacana Persuasi
Iklan merupakan bentuk wacana persuasi
karena iklan mempunyai perbedaan dengan informasi atau pengumuman biasa.
Perbedaannya tersebut terletak pada ragam bahasa, retorika penyampaian, dan
daya persuasi yang diciptakan. Pada iklan, bahasanya distrategikan agar berdaya
persuasi, yaitu mempengaruhi masyarakat agar tertarik dan membeli. Sehubungan
dengan tujuan iklan tersebut, Rani (2000: 56) dengan jelas mengemukakan bahwa
iklan bertujuan untuk menarik perhatian calon konsumen.
Sebagai wacana persuasi iklan memiliki
ciri-ciri tertentu yang dapat dilihat dari segi bahasa, penyajian dan gaya
penulisan. Dilihat dari segi bahasa ciri-ciri iklan adalah sebagai berikut: (1)
Menggunakan bahasa yang mempangaruhi orang untuk membeli suatu produk; (2)
Memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat luas; (3) Menggunakan bahasa yang
menarik orang untuk mengetahuinya. Dilihat dari gaya penulisan ciri-ciri iklan
antara lain (1) Etis, berkaitan dengan kepantasan; (2) Estetis, berkaitan
dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan; (3)
Artistik, bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak. Dilihat dari
segi penyajian ciri-ciri iklan antara lain: (1) Mempunyai sasaran yang jelas,
dengan menentukan target konsumen, yaitu target utama dan target kedua. Ini
juga untuk menentukan media pasang iklan dan penetapan target konsumen
tergantung pada kualitas,harga,distribusi (jangkauan pemasaran); (2) Mempunyai
fokus atas hal yang ingin di komunikasikan dari produk dan jasa yang di
iklankan; (3) Mempunyai daya tarik tertentu hingga konsumen yang disasarnya
bisa berhenti untuk memperhatikan isi iklan. Selain kata kata menarik,daya
tarik iklan muncul dari desain layout yang menarik.
2.4
Struktur Iklan
Tujuan
pertama dalam wacana iklan adalah menarik perhatian. Untuk itu, diperlukan
pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian
calon konsumen. Tujuan ini ada pada butir utama.
Dalam
hal ini, Martutik (2006: 67) berpendapat bahwa ada lima proposisi dalam
menarik perhatian konsumen yaitu (1) proposisi yang menekankan keuntungan calon
konsumen, (2) proposisi yang membangkitkan rasa ingin tahu pada para calon
konsumen, (3) proposisi yang berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih,
(4) proposisi yang memberi komando atau perintah kepada calon konsumen, dan (5)
proposisi yang menarik perhatian konsumen khusus.
Tujuan
kedua, setelah menarik perhatian, adalah menarik minat dan kesadaran calon
konsumen. Berdasarkan motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, yaitu motif
emosional dan motif rasional, diwadahi dalam bagian badan iklan.
Rani
(2006: 73)
menyatakan wacana iklan hendaknya mengandung alasan objektif (rasional) dan
alasan subjektif (emosional). Alasan objektif berupa informasi yang dapat diterima
oleh nalar calon konsumen sedangkan alasan subjektif berupa hal-hal yang dapat
mengajak emosi calon konsumen.
Tujuan
ketiga, yaitu komunkasi dalam wacana iklan adalah mengubah tindakan tertentu
pada diri konsumen. Hal ini terdapat pada bagian penutup iklan. Dalam
mengembangkan bagian oenutup iklan, ada dua hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu pendekatan penjualan (seling approach) dan butir-butir pasif (passive
point). Pendekatan penjual yang dapat digunakan untuk mengakhiri bagian iklan
adalah dengan cara keras atau dengan cara lemah.
Pendekatan
penjualan dengan cara keras adalah dengan cara pengiklanan menuntut calon
konsumen untuk bertindak secara cepat, misalnya “Dapatkan segera, persediaan
terbatas”. Bentuk-bentuk tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen agar
tidak menangguhkan tindakan. Sedangkan penjualan dengan cara lemah, yang
digunakan untuk meutup iklan, bertujuan untuk mengubah tindakan calon konsumen
yang tidak mendesak sifatnya. Cara ini dimaksudkan agar calon konsumen mengingat
nama suatu produk dan diharapkan membelinya pada kesempatan berikutnya.
3.
Pembahasan
Berikut
pembahasan mengenai analisis struktur wacana persuasi iklan “Laundry” pada koran Metro Banjar edisi Kamis, 27 Maret 2014.
3.1
Struktur
Wacana
Berdasarkan isi
dan fungsinya wacana persuasi iklan pada media cetak terdiri dari tiga bagian,
yakni (1) bagian awal, (2) tubuh (penjelasan), dan (3) penutup. Wacana persuasi
iklan pada media cetak menampilkan bagian-bagian seperti bagian awal (judul,
subjudul), bagian tubuh, bagian penutup (penegasan, tindakan). Bagian tubuh
wacana merupakan bagian yang harus ada, sedangkan bagian awal dan penutup
berifat manasuka.
Bagian awal
wacana berupa judul dan subjudul. Judul wacana berisi nama media cetak, ajakan,
janji, pemberitahuan dan manfaat membaca majalah/ surat kabar dan berfungsi
menarik perhatian pembaca.
Perhatikan contoh wacana (1)
berikut.
Contoh wacana
(1) di atas memiliki bagian-bagian yang dapat diuraikan sebagai berikut.
(1a). JB LAUNDRY
(1b). BISA MENGERJAKAN:
- PAKAIAN
SEHARI-HARI
- SEPATU/SENDAL
- TAS
- BED
COVER
- JAS
- GAUN
- KARPET
(1c). PILIHAN CERDAS
(1d). Alamat:
- Jl.
A. Yani Km. 5 Komp. Dharma Praja Banjarmasin
- Telp.
0511 – 7367869/0821-5565 7799
Bagian (1a)
merupakan awal wacana yang berupa judul, (1b) tubuh (penjelasan), (1c) penegasan,
(1d) penutup berupa tindakan.
3.2
Bagian-bagian
Struktur Wacana
1) Judul
Judul pada iklan
penawaran media cetak merupakan kepala wacana yang mengisyaratkan isi wacana.
Jadi, judul mengacu pada bagian tubuh (penjelasan) wacana. Judul adalah yang
pertama kali dibaca dan harus menarik perhatian. Jika judul tidak menarik
bagian dari wacana tersebut tentu tidak akan dibaca. Upaya membuat judul
menarik dibedakan berdasarkan letaknya. Berdasarkan letaknya judul tidak selalu
berada di awal wacana sebagaimana wacana-wacana yang lain, namun kadang-kadang
diletakkan setelah subjudul atau penjelasan. Wacana iklan media cetak memiliki
tiga variasi peletakan judul, yakni (1) di awal mendahului subjudul, penjeasan,
dan penutup, (2) mengikuti subjudul, dan (3) mengikuti penjelasan.
2) Subjudul
Judul pada
wacana iklan media cetak menggunakan kata-kata pendek dan sederhana sehingga
mudah ditangkap oleh pembaca. Namun, adakalanya judul kurang memberikan
informasi yang jelas kepada pembaca. Oleh karena itu, pengiklan membuat
subjudul untuk memperjelas informasi tersebut.
3) Tubuh atau Penjelasan
Penjelasan
merupakan naskah yang harus ada pada wacana. Melalui penjelasan pengiklan
memaparkan dan memberikan informasi lebih rinci hal-hal yang secara tersirat
sudah dikemukakan pada bagian awal (judul, subjudul).
4) Penegasan
Bagian penegasan
berisi kesimpulan dari seluruh wacana. Berdasarkan letaknya, penegasan
dibedakan menjadi dua, yakni (1) penegasan mendahului tindakan dan (2)
penegasan mengikuti tindakan.
5) Tindakan
Bagian tindakan
merupakan petunjuk bagi pembaca untuk mendapatkan majalah. Bentuk penyampaian
tindakan menggunakan kata-kata perintah tertentu, menunjuk tempat, dan cara
mendapatkan. Kata-kata tertentu yang sering digunakan, misalnya: hubungi,
dapatkan, segera hubungi, dapatkan segera. Bentuk penyampaian tempat tertentu
misalnya: bagian pemasaran/ redaksi/ iklan/ promosi, kantor pusat/ perwakilan,
kios/ agen/ toko, sirkulasi/ humas. Bentuk penyampaian cara mendapatkan/ harga
misalnya: ongkos kirim, ongkos cetak, harga eceran, harga langganan.
3.3
Bagan
Struktur Wacana Beradasarkan Isi dan Fungsi
BAGIAN
|
ISI
|
FUNGSI
|
Awal
- judul
- subjudul
|
-
nama media cetak, janji, manfaat,
ajakan
-
penjabaran judul
|
- menarik
perhatian
- memperjelas
judul
|
Tubuh
(penjelasan)
|
penjelasan bagian
awal
|
memberikan informasi secara lengkap
dan membangun kepercayaan pembaca
|
Penutup
- penegasan
- tindakan
|
-
kesimpulan
-
alamat dan cara mendapatkan
|
- mempertegas
yang diiklankan
- mendorong
pembaca untuk berlangganan
|
Bagan di atas
menunjukkan struktur wacana berdasarkan isi dan fungsinya. Struktur wacana
terdiri dari bagian awal berupa judul dan atau subjudul, bagian tubuh atau
penjelasan, dan bagian penutup berupa penegasan dan atau tindakan.
Masing-masing bagian memiliki isi dan fungsi.
4. Penutup
4.1
Simpulan
Dari uraian
pembahasan di atas dapat disimpulakn bahwa struktur wacana persuasi iklan “Laundry” pada koran Metro Banjar edisi Kamis, 27 Maret 2014 ada yang lengkap
dan ada yang tidak lengkap. Adapun struktur yang lengkap, yaitu memiliki judul
dan subjudul sebagai butir utama iklan, tubuh (penjelasan) yang merupakan badan
iklan, penegasan dan tindakan sebagai penutup iklan.
Adapun
isi dan fungsi dari struktur iklan yaitu; (1) Judul iklan bisa berupa nama
media cetak, janji, manfaat, atau ajakan dan berfungsi untuk menarik perhatian
calon konsumen; (2) Subjudul berisi penjabaran judul dan berfungsi memperjelas
judul; (3) Tubuh (penjelasan) berisi penjelasan bagian awal dan berfungsi memberikan
informasi secara lengkap dan membangun kepercayaan pembaca; (4) Penegasan
berisi kesimpulan dan berufngsi mempertegas yang diiklankan; (5) Tindakan
berisi alamat atau cara mendapatkan barang atau jasa yang diiklankan dan
berfungsi menodorong pembaca untuk berlangganan.
4.2
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
berharap agar para pembaca lebih teliti lagi dalam mengenali struktur wacana
persuasi iklan. Untuk peneliti agar penelitian dan penulisan ini dapat
dijadikan referensi. Dan untuk calon peneliti alangkah lebih baiknya jika
meneliti wacana persuasi iklan tidak hanya iklan di media cetak, bisa saja iklan
di televisi, radio, atau iklan yang ada di tempat-tempat tertentu serta
mengembangkan penelitian ini dengan baik. Akhirnya, penulis pun berharap semoga
tulisan ini memberikan banyak manfaat.
Daftar
Pustaka
Darma, Yoce
Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis.
Bandung: PT Refika Aditama.
Jumadi. 2013. Wacana, Kekuasaan, & Pengajaran Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rani, Abdul dan Arifin Bustanul. 2000. Prinsip-Prinsip Analisis Wacana.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rani
Abdul, Arifin Bustanul dan Martutik.
2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian.
Malang: Bayu Media Publishing.
Metro Banjar. 27 Maret 2014. p18, col 4.
mas punya bukunya ini apa nda? Rani, Abdul dan Arifin Bustanul. 2000. Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
BalasHapusCara menganalisis teks persuasi gimana min?
BalasHapus