MENYUNTING
TAJUK PADA KORAN BANJARMASIN POST
EDISI
RABU, 15 OKTOBER 2014
PENYUNTINGAN
OLEH:
Ahmad
Muzakkir NIM
A1B109029
Dwi
Ajeng Puspitasari NIM
A1B112086
Hafiz
Zairullah NIM
A1B112019
Noor
Janah NIM
A1B112006
Novi
Paraswanty NIM
A1B112008
DOSEN
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Penulis
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul PENYUNTINGAN NASKAH
NON SASTRA.
Sehubungan dengan hal itu, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jumadi selaku dosen dan Bapak Humaidi selaku asisten dosen dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan
bermanfaat.
Banjarmasin,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………………………………….
|
|
Daftar
Isi ………………………………………………………………………………………………………….
|
2
|
BAB I …………………………………………………………………………………………………………….
|
3
|
A.
Latar Belakang
…………………………………………………………………………………………………..............…….
|
3
|
B.
Rumusan Masalah
………………………………………………………………………………………………….................….
|
3
|
C.
Tujuan
…………………………………………………………………………………………………………………
|
3
|
BAB II ………………………………………………………………………………………………………………………
|
4
|
A.
Gaya Penerbit
……………………………………………………………………………………………………..........……
|
4
|
B.
Gaya Penulis
……………………………………………………………………………………………………….......…..
|
4
|
C.
Kesalahan Penulisan
…………………………………………………………………………………………………..................
|
5
|
BAB III ……………………………………………………………………………………………………………………..
|
9
|
A.
Simpulan
……………………………………………………………………………………………………………..
|
9
|
B.
Saran
……………………………………………………………………………………………………………
|
9
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menulis kegiatan menuangkan gagasan atau
ide menggunakan bahasa tulis. Penggunaan
bahasa dan
pemilihan kata yang benar
menurut kaidah EYD merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menulis.
Sekarang
ini, penggunaan kata sering tidak tepat dalam penggunaannya. Selain itu,
kerancuan kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku.
Masyarakat sering tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan EYD atau
tidak, yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu,
masyarakat juga bingung dengan penggunaan tanda baca yang salah, seperti
tulisan di spanduk, papan nama, iklan, koran, mading, dan sebagainya. Oleh
karena itu,
penulis
memilih menyunting tajuk yang berjudul ‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesa pada koran Banjarmasin
Post yang akan menjadi bahan suntingan karena koran tersebut adalah media informasi yang sering
dibaca masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
di atas, rumusan masalah dalam makalah Penyuntingan
Naskah Non Sastra dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana
gaya penerbit dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesa?
2. Bagaimana
gaya penulis dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesa?
3. Apa
saja kesalahan penulisan dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengetahui
gaya penerbit dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesa.
2. Bagaimana
gaya penulis dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesa.
3. Mengetahui
apa saja kesalaan penulisan dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’untuk Indonesa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gaya Penerbit
Gaya penerbit adalah ciri khas penerbit.
Setiap penerbit idealnya mempunyai gaya penerbit atau gaya selikung atau house style. Dengan demikian, gaya itu
akan terlihat pada semua produk satu penerbit. Gaya itulah yang akan menjadi
identitas penerbit.
Tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa pada koran Banjarmasin Post juga memiliki gaya penerbit tersendiri, yaitu kata
pertama dalam paragraf pertama pada setiap tulisan semuanya memakai hufur kapital.
Gaya tersebut terdapat pada semua tulisan di koran Banjarmasin Post, termasuk tajuk. Hal ini dapat dibuktikan dari
gambar salinan tajuk di bawah ini:
B. Gaya Penulis
Dalam menyunting naskah perlu disadari
bahwa penyunting naskah berfungsi membantu penulis naskah. Dengan kata lain,
yang harus ditinjolkan adalah gaya penulis naskah dan bukan gaya penyunting
naskah. Jika penyunting naskah tidak mengetahui gaya penulis, hal tersebut bisa
mnyebabkan selisih paham antara penulis dan penyunting. dari sisi penyunting
yang ingin disunting adalah salah, tetapi dari sisi penulis, yag ingin
disunting oleh penyunting tidak salah karena itu adalah gaya penulis. Jadi,
yang pokok adalah gaya penulis dan bukan si penyunting.
Pada tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesia,
penulis menggunakan istilah kata asing dan istilah kata yang disamarkan
maknanya atau bukan makna yang sebenarnya. Istilah-istilah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kata
standby yang terdapat pada pargraf 1
baris ke-4.
2. Kata
‘disembunyikan’ yang terdapat pada
paragraf 2 baris ke-7.
3. Kata
‘jumpa pers’ yang terdapat pada
paragraf 2 baris ke-9.
4. Kata
‘penampilan’ yang terdapat pada
paragraf 5 baris ke-5.
5. Kata
‘diskusi’ yang terdapat pada paragraf
6 baris ke-6.
6. Kata
‘operasi senyap’ yang terdapat pada
paragraf 9 baris ke-2 dan paragraf 12 baris ke-10.
7. Kata
‘balas budi’ yang terdapat pada
paragraf 9 baris ke-7.
8. Kata
‘bunga politik’ yang terdapat pada paragraf
10 baris ke-2.
9. Kata
‘menawarkan’ yang terdapat pada paragraf
10 baris ke-4.
10. Kata
‘penjegalan’ yang terdapat pada paragraf
11 baris ke-6.
C.
Kesalahan
Penulisan
Dalam
tajuk ‘Operas Senyap’ untuk Indonesia
ditemukan beberapa kesalahan penulisan. Berikut ini adalah kesalahan dan
perbaikannya.
1. Kesalahan:
Operasi
Senyap’ untuk Indonesia
Pembetulan:
‘Operasi
Senyap’ untuk Indonesia
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam judul.
-
Pada judul tersebut tidak ada tanda
kutip pada kata Operasi, seharusnya
ada tanda kutip karena termasuk istilah.
2. Kesalahan:
Tetapi
puluhan tokoh baik mpolitisi, birokrat, akademi, maupun kalangan professional
yang mereka tunggu.
Pembetulan:
Tetapi,
puluhan tokoh baik mpolitisi, birokrat, akademi, maupun kalangan professional
yang mereka tunggu.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf
2 baris ke-2.
-
Setelah kata tetapi harus diikuti dengan tanda koma (,). Kesalahan ini juga
terdapat pada paragraf 3 baris ke-4.
3. Kesalahan:
Semua
serbaterbuka. Diagendakan secara rapi.
Pembetulan:
Semua
serba terbuka dan diagendakan secara rapi.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf
2 baris ke-9.
-
Kata serba terbuka harusnya dipisah,
bukan digabung.
-
Kalimat Diagendakan secara rapi, tidak ada unsur subjeknya, jadi bisa digabung
dengan kalimat sebelumnya karena masih bisa menjadi satu kalimat yang padu.
4. Kesalahan:
Memang
ada yang tidak terpilih, dan sempat memunculkan polemik.
Pembetulan:
Memang
ada yang tidak terpilih dan sempat memunculkan polemik.
Keterangan:
-
Kalimat ini terdapat dalam paragraf 3
baris ke-3.
-
Sebelum kata dan tidak perlu tanda koma
(,) karena kata koma yang didahului dan biasanya merupakan kalimat penyebutan,
seperti dia, aku, dan mereka.
5. Kesalahan:
Dan,
kedatangan para tokoh untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang
dilakukan Yudhoyono, sebagai calon menteri. Bukan sebagai menteri terpilih.
Pembetulan:
Kedatangan para tokoh untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan Yudhoyono, sebagai calon menteri, bukan sebagai meneteri terpilih.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat pada paragraf
4 baris ke-1.
-
Dua kalimat di atas, ada beberpa
kesalahan, yaitu kata Dan pada awal
kalimat sebaiknya jangan ditulis karena penulisan tersebut merupakan format
penulisan luar ngeri.
-
Tanda titik (.) dalam kalimat pertama
membuat rancu untuk kalimat selanjutnya. Jadi, tanda titik dalam kalimat
pertama dihilangkan dan diganti dengan tanda koma (,) karena masih bisa menjadi
satu kalimat.
6. Kesalahan:
Pembetulan:
Menurut
Jokowi, melalui cara itu dia bisa mengetahui lebih mendalam tentang seorang
tokoh.
Keterangan:
-
Kalimat ini terdapat dalam paragraf 6
baris ke-8.
-
Kata jusru sebaiknya dihilangkan karena
termasuk pemborosan kata.
-
Penggunaan kata sesorang yang kemudian
yang diikuti oleh kata benda, yaitu tokoh tidak tepat. Seharusnya diganti
dengan seorang tokoh.
7. Kesalahan:
Begitu
Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan kemenangannya dalam Pilpres 2014 adalah
sah, dia langsung menggandeng relawan pendukungnya untuk membuka saluran calon
menteri dari masyarakat, via media sosial.
Pembetulan:
Begitu
Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan kemenangannya dalam Pilpres 2014 adalah
sah, dia langsung menggandeng relawan pendukungnya untuk membuka saluran calon
menteri dari masyarakat via media sosial.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf
7 baris ke-4.
-
Sesudah kata masyarakat seharusnya tidak
menggunakan tanda koma (,).
8. Kesalahan:
Di
sisi lain dia membentuk tim transisi untuk juga menyiapkan kerangka dan fondasi
konsep kabinet mendatang.
Pembetulan:
Di
sisi lain, dia juga membentuk tim transisi untuk menyiapkan kerangka dan
fondasi konsep kabinet mendatang.
Keteragan:
-
Kalimat ini terdapat dalam paragraf 8
baris ke-1.
-
Sesudah kata di sisi lain seharusnya
diikuti dengan tanda koma (,).
-
Kalimat tersebut tidak padu atau rancu
karena kata untuk dan juga membingungkan pembaca.
9. Kesalahan:
Juga
semua tahu, Jokowi adalah politisi yang terpilih sebagai presiden melalui
proses politik yang penuh tawar menawar.
Pembetulan:
Juga
semua tahu, Jokowi adalah politisi yang terpilih sebagai presiden melalui proses
politik yang penuh tawar-menawar.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf
9 baris ke-4.
-
Kata tawar
menawar seharusnya menggunakan tanda hubung karena termasuk pengulangan
menjadi tawar-menawar.
10. Kesalahan:
Langkah
itu dapat pula dipahami dalam konteks kelancaran program-program pemerintahan
ke depan.
Pembetulan:
Langkah
itu dapat dipahami dalam konteks kelancaran program-program pemerintahan ke
depan.
Keterangan:
-
Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf
11 baris ke-1.
-
Kata
pula sebaiknya dihilangkan karena termasuk pemborosan kata.
11. Kesalahan:
Akan
menjadi pembelajaran sangat tidak baik bagi perjalanan bangsa ini jika MPR
gagal melantik karena akal-akalan politik.
Pembetulan:
Akan
menjadi pembelajaran kurang baik bagi perjalanan bangsa ini jika MPR gagal
melantik karena akal-akalan politik.
Keterangan:
-
Kalimat ini terdapat dalam paragraf 12
baris ke-5.
-
Kata sangat
tidak baik adlah kata salah kaprah seharusnya diganti menjadi kurang baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kesalahan
ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan
kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan
kesalahan prinsip pemilihan kata. Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita
menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku,
yaitu kaidah EYD
Penggunan
bahasa baku memang seharusnya kita terapkan, mengingat bahasa baku adalah
bahasa Indonesia yang benar. Saran kami kepada pembaca setiap kali pembaca
ingin menulis, yaitu ada baiknya pembaca memahami dulu kaidah-kaidah penulisan,
salah-satunya penggunaan kata yang baku dan penggunaan EYD agar tulisannya
sesuai dengan kaidah penulisan yang sudah disepakati penggunaan kata dan tanda
bacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar