Selasa, 09 Juni 2015

MENYUNTING TAJUK PADA KORAN BANJARMASIN POST EDISI RABU, 15 OKTOBER 2014


PRAKTIK PENYUNTINGAN NASKAH NON SASTRA
MENYUNTING TAJUK PADA KORAN BANJARMASIN POST
EDISI RABU, 15 OKTOBER 2014

PENYUNTINGAN

OLEH:

Ahmad Muzakkir                              NIM A1B109029
Dwi Ajeng Puspitasari                      NIM A1B112086
Hafiz Zairullah                                  NIM A1B112019
Noor Janah                                       NIM A1B112006
Novi Paraswanty                              NIM A1B112008
DOSEN
Prof. Dr. Jumadi, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014


KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENYUNTINGAN NASKAH NON SASTRA.

Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, penyusunan makalah ini tentu saja bukan hanya dari kemampuan penulis semata-mata. Namun, karena dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu.


Sehubungan dengan hal itu, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jumadi selaku dosen dan Bapak Humaidi selaku asisten dosen dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat.






Banjarmasin, Desember 2014


                                                                                                              Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………….

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………….
2
BAB I …………………………………………………………………………………………………………….
3
A.      Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………..............…….
3
B.      Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………….................….
3
C.      Tujuan …………………………………………………………………………………………………………………
3
BAB II ………………………………………………………………………………………………………………………
4
A.      Gaya Penerbit ……………………………………………………………………………………………………..........……
4
B.      Gaya Penulis ……………………………………………………………………………………………………….......…..
4
C.      Kesalahan Penulisan …………………………………………………………………………………………………..................
5
BAB III ……………………………………………………………………………………………………………………..
9
A.      Simpulan ……………………………………………………………………………………………………………..
9
B.      Saran ……………………………………………………………………………………………………………
9












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menulis kegiatan menuangkan gagasan atau ide menggunakan bahasa tulis. Penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang benar menurut kaidah EYD merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menulis.
Sekarang ini, penggunaan kata sering tidak tepat dalam penggunaannya. Selain itu, kerancuan kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat sering tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan EYD atau tidak, yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu, masyarakat juga bingung dengan penggunaan tanda baca yang salah, seperti tulisan di spanduk, papan nama, iklan, koran, mading, dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis memilih menyunting tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa pada koran Banjarmasin Post yang akan menjadi bahan suntingan karena koran tersebut adalah media informasi yang sering dibaca masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam makalah Penyuntingan Naskah Non Sastra dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana gaya penerbit dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa?
2.      Bagaimana gaya penulis dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa?
3.      Apa saja kesalahan penulisan dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Mengetahui gaya penerbit dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa.
2.      Bagaimana gaya penulis dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa.
3.      Mengetahui apa saja kesalaan penulisan dalam tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’untuk Indonesa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gaya Penerbit
Gaya penerbit adalah ciri khas penerbit. Setiap penerbit idealnya mempunyai gaya penerbit atau gaya selikung atau house style. Dengan demikian, gaya itu akan terlihat pada semua produk satu penerbit. Gaya itulah yang akan menjadi identitas penerbit.
Tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesa pada koran Banjarmasin Post juga memiliki gaya penerbit tersendiri, yaitu kata pertama dalam paragraf pertama pada setiap tulisan semuanya memakai hufur kapital. Gaya tersebut terdapat pada semua tulisan di koran Banjarmasin Post, termasuk tajuk. Hal ini dapat dibuktikan dari gambar salinan tajuk di bawah ini:






B.     Gaya Penulis
Dalam menyunting naskah perlu disadari bahwa penyunting naskah berfungsi membantu penulis naskah. Dengan kata lain, yang harus ditinjolkan adalah gaya penulis naskah dan bukan gaya penyunting naskah. Jika penyunting naskah tidak mengetahui gaya penulis, hal tersebut bisa mnyebabkan selisih paham antara penulis dan penyunting. dari sisi penyunting yang ingin disunting adalah salah, tetapi dari sisi penulis, yag ingin disunting oleh penyunting tidak salah karena itu adalah gaya penulis. Jadi, yang pokok adalah gaya penulis dan bukan si penyunting.
Pada tajuk yang berjudul ‘Operasi Senyap’ untuk Indonesia, penulis menggunakan istilah kata asing dan istilah kata yang disamarkan maknanya atau bukan makna yang sebenarnya. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kata standby yang terdapat pada pargraf 1 baris ke-4.
2.      Kata ‘disembunyikan’ yang terdapat pada paragraf 2 baris ke-7.
3.      Kata ‘jumpa pers’ yang terdapat pada paragraf 2 baris ke-9.
4.      Kata ‘penampilan’ yang terdapat pada paragraf 5 baris ke-5.
5.      Kata ‘diskusi’ yang terdapat pada paragraf 6 baris ke-6.
6.      Kata ‘operasi senyap’ yang terdapat pada paragraf 9 baris ke-2 dan paragraf 12 baris ke-10.
7.      Kata ‘balas budi’ yang terdapat pada paragraf 9 baris ke-7.
8.      Kata ‘bunga politik’ yang terdapat pada paragraf 10 baris ke-2.
9.      Kata ‘menawarkan’ yang terdapat pada paragraf 10 baris ke-4.
10.  Kata ‘penjegalan’ yang terdapat pada paragraf 11 baris ke-6.
C.    Kesalahan Penulisan
Dalam tajuk ‘Operas Senyap’ untuk Indonesia ditemukan beberapa kesalahan penulisan. Berikut ini adalah kesalahan dan perbaikannya.
1.      Kesalahan:
Operasi Senyap’ untuk Indonesia
Pembetulan:
‘Operasi Senyap’ untuk Indonesia
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam judul.
-          Pada judul tersebut tidak ada tanda kutip pada kata Operasi, seharusnya ada tanda kutip karena termasuk istilah.
2.      Kesalahan:
Tetapi puluhan tokoh baik mpolitisi, birokrat, akademi, maupun kalangan professional yang mereka tunggu.
Pembetulan:
Tetapi, puluhan tokoh baik mpolitisi, birokrat, akademi, maupun kalangan professional yang mereka tunggu.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf 2 baris ke-2.
-          Setelah kata tetapi harus diikuti dengan tanda koma (,). Kesalahan ini juga terdapat pada paragraf 3 baris ke-4.
3.      Kesalahan:
Semua serbaterbuka. Diagendakan secara rapi.
Pembetulan:
Semua serba terbuka dan diagendakan secara rapi.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf 2 baris ke-9.
-          Kata serba terbuka harusnya dipisah, bukan digabung.
-          Kalimat Diagendakan secara rapi, tidak ada unsur subjeknya, jadi bisa digabung dengan kalimat sebelumnya karena masih bisa menjadi satu kalimat yang padu.
4.      Kesalahan:
Memang ada yang tidak terpilih, dan sempat memunculkan polemik.
Pembetulan:
Memang ada yang tidak terpilih dan sempat memunculkan polemik.
Keterangan:
-          Kalimat ini terdapat dalam paragraf 3 baris ke-3.
-          Sebelum kata dan tidak perlu tanda koma (,) karena kata koma yang didahului dan biasanya merupakan kalimat penyebutan, seperti dia, aku, dan mereka.
5.      Kesalahan:
Dan, kedatangan para tokoh untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan Yudhoyono, sebagai calon menteri. Bukan sebagai menteri terpilih.
Pembetulan:





Kedatangan para tokoh untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan Yudhoyono, sebagai calon menteri, bukan sebagai meneteri terpilih.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat pada paragraf 4 baris ke-1.
-          Dua kalimat di atas, ada beberpa kesalahan, yaitu kata Dan pada awal kalimat sebaiknya jangan ditulis karena penulisan tersebut merupakan format penulisan luar ngeri.
-          Tanda titik (.) dalam kalimat pertama membuat rancu untuk kalimat selanjutnya. Jadi, tanda titik dalam kalimat pertama dihilangkan dan diganti dengan tanda koma (,) karena masih bisa menjadi satu kalimat.

6.      Kesalahan:
Menurut Jokowi, melalui cara itu dia justru bisa mengetahui lebih mendalam tentang seseorang tokoh.
Pembetulan:
Menurut Jokowi, melalui cara itu dia bisa mengetahui lebih mendalam tentang seorang tokoh.
Keterangan:
-          Kalimat ini terdapat dalam paragraf 6 baris ke-8.
-          Kata jusru sebaiknya dihilangkan karena termasuk pemborosan kata.
-          Penggunaan kata sesorang yang kemudian yang diikuti oleh kata benda, yaitu tokoh tidak tepat. Seharusnya diganti dengan seorang tokoh.
7.      Kesalahan:
Begitu Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan kemenangannya dalam Pilpres 2014 adalah sah, dia langsung menggandeng relawan pendukungnya untuk membuka saluran calon menteri dari masyarakat, via media sosial.
Pembetulan:
Begitu Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan kemenangannya dalam Pilpres 2014 adalah sah, dia langsung menggandeng relawan pendukungnya untuk membuka saluran calon menteri dari masyarakat via media sosial.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf 7 baris ke-4.
-          Sesudah kata masyarakat seharusnya tidak menggunakan tanda koma (,).
8.      Kesalahan:
Di sisi lain dia membentuk tim transisi untuk juga menyiapkan kerangka dan fondasi konsep kabinet mendatang.
Pembetulan:
Di sisi lain, dia juga membentuk tim transisi untuk menyiapkan kerangka dan fondasi konsep kabinet mendatang.
Keteragan:
-          Kalimat ini terdapat dalam paragraf 8 baris ke-1.
-          Sesudah kata di sisi lain seharusnya diikuti dengan tanda koma (,).
-          Kalimat tersebut tidak padu atau rancu karena kata untuk dan juga membingungkan pembaca.
9.      Kesalahan:
Juga semua tahu, Jokowi adalah politisi yang terpilih sebagai presiden melalui proses politik yang penuh tawar menawar.
Pembetulan:
Juga semua tahu, Jokowi adalah politisi yang terpilih sebagai presiden melalui proses politik yang penuh tawar-menawar.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf 9 baris ke-4.
-          Kata tawar menawar seharusnya menggunakan tanda hubung karena termasuk pengulangan menjadi tawar-menawar.
10.  Kesalahan:
Langkah itu dapat pula dipahami dalam konteks kelancaran program-program pemerintahan ke depan.
Pembetulan:
Langkah itu dapat dipahami dalam konteks kelancaran program-program pemerintahan ke depan.
Keterangan:
-          Kalimat tersebut terdapat dalam paragraf 11 baris ke-1.
-          Kata pula sebaiknya dihilangkan karena termasuk pemborosan kata.
11.  Kesalahan:
Akan menjadi pembelajaran sangat tidak baik bagi perjalanan bangsa ini jika MPR gagal melantik karena akal-akalan politik.
Pembetulan:
Akan menjadi pembelajaran kurang baik bagi perjalanan bangsa ini jika MPR gagal melantik karena akal-akalan politik.
Keterangan:
-          Kalimat ini terdapat dalam paragraf 12 baris ke-5.
-          Kata sangat tidak baik adlah kata salah kaprah seharusnya diganti menjadi kurang baik.
                    
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan  kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata. Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku, yaitu kaidah EYD



B.     Saran
Penggunan bahasa baku memang seharusnya kita terapkan, mengingat bahasa baku adalah bahasa Indonesia yang benar. Saran kami kepada pembaca setiap kali pembaca ingin menulis, yaitu ada baiknya pembaca memahami dulu kaidah-kaidah penulisan, salah-satunya penggunaan kata yang baku dan penggunaan EYD agar tulisannya sesuai dengan kaidah penulisan yang sudah disepakati penggunaan kata dan tanda bacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar