LAPORAN PENELITIAN
MORFOLOGI
AFIKSASI
PADA MEDIA MASSA BANJARMASIN POST
Dosen
Pengajar :
Noor
Cahaya, S.Pd. M.Pd.
DISUSUN OLEH KELOMPOK 10
1.
DINI NURLAILI : A1B112001
2.
ERLINA SARI : A1B112074
3.
M. FAHRIZAL REZKIADI : A1B112033
4.
M. NAZMI FADILLAH : A1B112005
5.
NOOR JANAH : A1B112006
6.
NOVINDA WANTI : A1B112007
7.
NUR HIDAYAH : A1B112014
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Salawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga akhir
zaman. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada ibu Noor Cahaya, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul
“AFIKSASI” .
Dalam
laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, “Bahwa tidak
ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak retak” oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya
hanya kepada Allah SWT kami berserah diri. Semoga laporan ini dapat menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.
Banjarmasin,
20 Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Penelitian
Penelitian
ini ditujukan untuk mengetahui penggunaan afiks yang benar pada sebuah kata.
Mengurangi kesalahan penggunaan afiks yang sering terjadi pada karya tulis
populer di media cetak. Selain pada karya tulis populer di media cetak
kesalahan juga terjadi pada percakapan sehari-hari.
Beberapa
editor keliru dengan pembubuhan afiksasi pada karya tulis populer di media
cetak. Contohnya afiks meN- i + punya = mempunyai. Pada penjelasannya huruf P
seharusnya lebur menjadi memunyai. Selain itu afiks meN + C dan B, pada huruf C
dan B mengalami perubahan dan penambahan
bunyi. Pada kenyataannya proses tersebut diabaikan. Contohnya meN + cat
= mengecat tetapi sering disebut mencat.
Pada
pelajaran bahasa Indonesia tentang imbuhan awalan dan akhiran harusnya lebih
detail. Pelajaran tentang awalan dan akhiran tidak hanya dikenalkan jenisnya
tetapi juga proses pembentukannya. Mengurangi kebiasaan penggunaan afiksasi yang
salah dalam karya tulis populer. Contohnya meN + cuci = mencuci tapi ada beberapa
yang menggunakan kata menyuci.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat
ditentukan rumusan masalah dalam laporan ini ?:
1. Apa
yang dimaksud dengan afiksasi ?
2. Apa
saja jenis-jenis afikasi ?
C.
Tujuan
Tujuan saya untuk melakukan
penelitian ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui pengertian afiksasi
2. Untuk mengetahui
jenis-jenis afiksasi tersebut
3. Untuk
mengetahui afiksasi di media cetak Banjarmasin Post
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi penulis
Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui laporan penelitian ini
adalah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat karya tulis
berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yang
sudah baik di tingkatkan dan dikembangkan sedangkan yang salah diperbaiki serta untuk menambah
wawasan penulis mengenai afiksasi.
2.
Bagi Masyarakat
Manfaat yang dapat diperoleh dan diambil oleh masyarakat dari laporan
penelitian ini, adalah masyarakat dapat mengetahui berbagai jenis afiksas.
3.
Bagi Mahasiswa/Mahasiswi
Manfaat yang dapat diperoleh oleh
Mahasiswa/Mahasiswi adalah dapat menambah wawasan/pengetahauannya
mengenai afiksasi. Sehingga setalah membaca laporan penelitian ini,
Mahasiswa/Mahasiswi dapat mengetahui afiksasi. Selain itu manfaat
yang dapat diambil dari laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat
mengetahui pengertian afiksasi
b. Dapat
mengetahui berbagai jenis afiksasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Afiksasi
Sebelum mengenal lebih jauh tentang afiksasi
di media cetak Banjarmasin Post pada tajuk yang di terbitkan pada hari Selasa,
10 Desember 2013, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari
segi arti afiksasi itu sendiri.
A. Chaer
(2003:106 ) afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan
kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun berkategori
ajektiva. Dalam hal ini akan dibahas afiksasi berkategori verba.
Afiks adalah
bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya (Kridalaksana, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan
tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat
diberi afiks apapun (Samsuri, 1988).
Afiksasi
atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan
afiks(imbuhan)pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Pembubuhan
afiks dapat terjadi pada bentuk linguistik berupa bentuk tunggal (jual,main)
dan kompleks (bolak-balik,main peran). Hasil proses pembentukan afiks atau
imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
B.
Jenis-jenis
Afiksasi
1.
Pembubuhan Prefiks (Prefiks Asli Bahasa Indonesia)
Pembentukan
kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga
proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau
menambahkan afiks di depan bentuk
dasarnya.
Prefiks meN-
Contoh :
meN- +
makan
memakan
meN- +
ramaikan
meramaikan
MeN- +
tanam
menanam
meN- + datang
mendatang
Prefiks peN-
Contoh:
peN- +
ramal
peramal
peN- +
waris
pewaris
peN- +
datang
pendatang
peN- +
tanam
penanam
Prefiks ber-
Misalnya:
ber- +
ranting
beranting
ber- +
rantai
berantai
ber- +
main
bermain
ber- +
dasi
berdasi
Prefiks ter- dan di-
Contoh:
(1) Burhan
ditangkap polisi (2) Buku itu terbawa lola kemarin.
Tidak
ternilai
: tidak dapat dinilai
Tidak
terduga
: tidak dapat diduga
Menyatakan makna paling. Misalnya: tertinggi,
terluas,terpandai.
Prefiks ke-
Prefiks ke- tidak mengalami perubahan jika digabungkan
dengan bentuk dasar.
Prefiks ke-
berfungsi membentuk kata benda dan juga kata bilangan. ke- membentuk kata
benda, Misalnya, ketua, kehendak, dan kekasih. Ke- membentuk kata bilangan,
misalnya, keempat, kelima, keenam.
Makna prefiks ke-:
Menyatakan kumpulan yang terdiri atas jumlah yang
tersebut pada bentuk dasarnya:
Kedua
(orang)
: kumpulan yang terdiri atas dua orang
Menyatakan urutan. Misalnya:
Ia menduduki ranking kedua
2. Pembubuhan Infiks
Infiks dalam bahasa Indonesai adalah -el-,-em-,-er-.
Pembentukan kata kata dengan Infiks adalah dengan menyisipkan infiks tersebut
diantara konsonan dan vokal pada suku pertama kata dasar.
Contoh:
Gigi +
-er-
= gerigi
Tunjuk + -el-
= telunjuk
Guruh +
-em-
= gemuruh
3. Pembubuhan
Sufiks
Sufiks atu akhiran adalah morfem terikat yang
diletakkan dibelakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata. Sufiks asli
dalam bahasa Indonesai yaitu, -an, -i, -kan, dan –nya.
Sufiks –an.
Contoh:
Menyatakan tempat: kubangan, pangkalan, labuhan.
Menyatakan alat: kurungan, timbangan, pikulan.
Akibat atau hasil perbuatan: buatan, hukuman, balasan.
Sufiks –i
Contoh: sayangi, temani
Sufiks -nya
Contoh: Baik buruknya
Menjelaskan atau menekan kata yang di depannya
Contoh: Ambillah obatnnya dan minumlah
Menjelaskan situasi
Contoh: Ia belajar dengan rajinnya
4. Pembubuhan Konfiks
Konfiks ialah afiks gabungan yang
terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna
tertentu.Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap
sebagai prefiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap
sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan.
Contoh: Kepulauan
BAB
III
ANALISIS
DATA
Afiksasi
yang terdapat di dalam surat kabar Banjarmasin Post.
Menerima
|
Pengonsumsi
|
Dibawa
|
Menunjukkan
|
Ditunjukkan
|
Mengonsumsi
|
Pengguna
|
Diselidiki
|
Membelanjakan
|
Kemungkinan
|
Menolak
|
Pekerja
|
Rencananya
|
Menggunakan
|
Kebanyakan
|
Membeli
|
Tercinta
|
Harganya
|
Menghasilkan
|
Penggerebekan
|
Mengawasi
|
Tertutup
|
Rasanya
|
Peredaran
|
Menyelamatkan
|
Terarah
|
Disita
|
Sekolahnya
|
Perumahan
|
Dikirim
|
Terbesar
|
Ditangkap
|
Memetakan
|
Penginapan
|
Analisis
afiksasi yang terdapat di dalam surat kabar Banjarmasin Post.
No
|
Afiksasi dalam surat kabar
|
Kata Dasar
|
Afiksasi
|
Makna
|
1
|
Menerima
|
Terima
|
meN-
|
Mengambil
sesuatu yang diberikan
|
2
|
Mengonsumsi
|
Konsumsi
|
meN-
|
menggunakan; memakan
|
3
|
Menolak
|
tolak
|
meN-
|
Tidak
membenarkan (pendapat)
|
4
|
Membeli
|
beli
|
meN-(mem)
|
Mengambil
sesuatu dengan membayarkn uang
|
5
|
Mengawasi
|
Awasi
|
meN-
|
melihat
dan memperhatikan (tingkah laku orang)
|
6
|
Pengonsumsi
|
Konsumsi
|
peN-
|
Orang
yang mengonsumsi
|
7
|
Pengguna
|
Guna
|
peN-
|
Orang
yang menggunakan
|
8
|
Pekerja
|
Kerja
|
Pe-
|
Orang
yang bekerja
|
9
|
Tertutup
|
tutup
|
Ter-
|
tidak
terbuka; tidak terlihat isinya
|
10
|
Terarah
|
Arah
|
Ter-
|
direncanakan
dengan baik
|
11
|
Terbesar
|
Besar
|
Ter-
|
paling
besar
|
12
|
Tercinta
|
Cinta
|
Ter-
|
sangat
dicintai ( dikasihi, disayangi )
|
13
|
Disita
|
Sita
|
di-
|
Diambil
secara paksa
|
14
|
Ditangkap
|
Tangkap
|
di-
|
Terpegang
|
15
|
Dikirim
|
Kirim
|
di-
|
Dikirim
|
16
|
Dibawa
|
Bawa
|
di-
|
Dipegang
atau diangkaat
|
17
|
Diselidiki
|
Selidiki
|
di-
|
Diperiksa
|
18
|
Rencananya
|
Rencana
|
-nya
|
Sesuatu
yang akan dilakukan
|
19
|
Harganya
|
Harga
|
-nya
|
nilai
barang yg ditentukan atau dirupakan dengan uang
|
20
|
Rasanya
|
Rasa
|
-nya
|
Kiranya
|
21
|
Sekolahnya
|
Sekolah
|
-nya
|
bangunan
atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi
pelajaran (menurut tingkatannya)
|
22
|
Memetakan
|
Peta
|
meN-
an
|
Menggambarkan(bermaksud menyelidiki)
|
23
|
Menyelamatkan
|
Selamat
|
meN-an
|
Menolong
|
24
|
Menunjukkan
|
Tunjuk
|
meN-an
|
Menyatakan
|
25
|
Membelanjakan
|
Belanja
|
meN-an
|
mengeluarkan uang untuk belanja
|
26
|
Menggunakan
|
Guna
|
meN-an
|
Memakai
|
27
|
Menghasilkan
|
Hasil
|
meN-an
|
Mengeluarkan
(mendatangkan) hasil
|
28
|
Peredaran
|
Edar
|
Pe-an
|
Berputar
|
29
|
Perumahan
|
Rumah
|
Pe-an
|
kumpulan
beberapa buah rumah
|
30
|
Penginapan
|
Inap
|
Pe-an
|
rumah
tempat bermalam
|
31
|
Penggerebekan
|
Gerebek
|
Pe-an
|
Penangkapan terhadap pelaku kejahatan
dengan mendatangi kediamannya secara mendadak
|
32
|
Ditunjukkan
|
Tunjuk
|
di-an
|
Diperlihatkan
|
33
|
Kemungkinan
|
Mungkin
|
Ke-an
|
keadaan
yg memungkinkan sesuatu terjadi
|
34
|
Kebanyakan
|
Banyak
|
Ke-an
|
perihal
banyak; jumlahnya
|
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah ini penulis mengambil
kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu:
1.
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan
kata dengan membubuhkan afiks(imbuhan)pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Pembubuhan afiks dapat terjadi pada bentuk linguistik
berupa bentuk tunggal (jual,main) dan kompleks (bolak-balik,main peran). Hasil
proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan.
2.
Afiksasi dibagi atas beberapa jenis yaitu : Pembubuhan
Prefiks, Pembubuhan Infiks,
Pembubuhan Sufiks, dan Pembubuhan Konfiks.
B.
Saran
Dari pembahasan mengenai Afiksasi yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, kami menyarankan kepada para pembaca agar lebih
teliti dalam mengenali berbagai jenis afiksasi. Dari penelitian ini juga kami
mengharapkan agar para pembaca tidak lagi salah dalam mengenali afiksasi
beserta jenis-jenisnya. Kesalahan-kesalahan yang sering terdapat pada berbagai
tulisan di media cetak atau di mana pun. Semoga dari pembahasan ini pembaca
dapat selalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Dwi. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia.
Surabaya: Fajar Mulya
Chaer
Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta
www.kamusbahasaindonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar