PERSIAPAN UAS WACANA (RINGKASAN MATERI
7-12)
MAETRI
7: IMPLIKATUR DALAM WACANA HUMOR
Wacana humor: wacana yang menghibur/ lucu
Ciri-ciri wacana humor: Bersifat actual, mempunyai
fungsi di masyarakat dan menghibur/ lucu.
Fungsi wacana humor di masyarakat: sebagai
sarana menyindir, mengkritik, menghibur, mendidik
Jenis wacana humor dari segi isi: humor
politik, humor rasial, humor seksual, humor moral.
Bagian wacana humor
-
humor lisan, ex:
stand up komedi
-
Humor tulisan,
ex: SMS
-
Humor kartun, ex:
karikatur
Teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan
konsep lucu dalam wacana humor;
-
Teori relief:
menjelaskan humor dari dampaknya pada emosi pendengar atau pembaca. Lucu
dilihat sebagai bentuk senda gurau emosional. Lucu bukan persoalan pikiran atau
penalaran. (tokohnya: Kant, Hartly, Spencer)
-
Teori konflik:
teori yang menjelaskan perilaku humor dari gerak hati. Teori ini menyatakan
bahwa keganjilan menyebabkan gerak hati tidak selaras.
-
Teori keganjilan:
Teori ini menganggap bahwa humor sebagai masalah pikiran atau persepsi. (Humor
berisi perbedaan antara makna dan interpretasi).
Implikatur percakapan
Untuk membedah wacana humor perlu menguraikan
terapan teori implikatur Grice: Wacana dianggap memiliki konteks (yg mencakup
konteks kognitif, konteks sosial, dan konteks linguistic) yang memungkinkan
untuk menafsirkan makna penutur dalam tuturan. Grice membatasi pilihan2
pengurutan dalam wacana dan memperhatikan maksud penutur dengan bantuan
menghubungkan antara apa yang dituturkan penutur dengan konteksnya.
Grice membedakan implikatur menjadi dua jenis,
yakni implikatur konvensional dan implikatur percakapan. Implikatur
konvensional ditentukan oleh arti konvensional kata2 yang dipakai, sedangkan
implikatur percakapan ditentukan oleh penggunaannya dalam realitas komunikasi.
Contoh: Ibu bertanya kepada Dina, sekarang
umur kamu berapa?
(Kalau arti implikatur konvensional, ya
sebatas menanyakan umur saja. Sedangkan, arti dari implikatur percakapan,
bahwasanya sudah saatnya menikah karena usia Dina sudah 28 dan sudah jadi PNS)
MATERI
8 : ANALISIS WACANA KRITIS
Analisis wacana
kritis adalah analisis bahasa dalam penggunaannya dengan menggunakan paradigma
bahasa kritis. Analisis wacana kritis , yang disebut AWK sering dipandang
oposisi analisis wacana deskriptif yang memandang wacana sebagai fenomena teks
bahasa semata.
Fairclough (1989)
memberikan tingkatan AWK, sebagai berikut :
1.
Analisis
Mikrostruktur (proses produksi) : Aspek yg dikejar dalam tingkatan ini adalah
garis besar atau isi teks, lokasi, sikap, dan tindakan tokoh tersebut.
2.
Analisis
Mesostruktur ( proses interpretasi) : terfokus pada dua aspek, yaitu aspek
produksi dan konsumsi teks
3.
Analisis
Makrostruktur (proses wacana) terfokus pada fenomena dimana teks dibuat.
Konteks dalam AWK sebagai berikut :
1.
Historis
Menempatkan
wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana diproduksi dalam konteks
tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang
menyertainya. Misalnya kita melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa
menentang Soeharto. pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh
kalau kita bisa memberikan konteks historis diman teks itu diciptakan.
2. Kekuasaan
Dalam
tahap ini, setiap wacana muncul dalam bentuk teks, percakapan atau apapun tidak
dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, tetapi merupakan bentuk pertarungan
kekuasaan. Misalnya kekuasaan laki-laki dalam wacana mengenai seksisme,
kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam dalam wacana mengenai rasisme. Dalam
analisis wacana kritis tidak ada pembatasan pada detil teks atau struktur
wacana saja, tetapi menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik
dan budaya tertentu.
3. Ideologi
Wacana
dalam hal ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok dominan
mempersuasi (bujukan) mengkomunikasikan kepada khlayak produksi kekuasaan yang
mereka miliki, sehingga tampak benar.
Perspektif
Teoritis Wacana Kritis
Analisis
wacana kritis menganggap bahwa wacana sebagai tuturan. Sebagai tuturan, wacana
memiliki struktur internal. Struktur internal itu tidak steril dari pengaruh
aspek luar wacana yang disebut struktur eksternal. Analisis wacan krits
berasumsi bahwa makna sebuah wacana mempunyai keterkaitan yang sangat erat
dengan hal-hal di luar wacana, misalnya aspek sosial budaya, ideologi,
kekuasaan, atau yang lainnya.
Bagian-
bagian kekuasaan :
1. Kepakaran
2. Kekuasaaan
3. Wewenang
4. Kekuatan
5. Garis keturunan
6. perilaku
MATERI
9 : REPRESENTASI KEKUASAAN DALAM WACANA SIDANG DI PENGADILAN
Kekuasaan merupakan
pengaruh potensial dari seseorang terhadap sikap dan perilaku orang lain (Yukl,
1998: 165:Lee, 2002:11). Dengan demikian, seseorang dikatakan memiliki
kekuasaan di atas yang lain bila dia mampu mengontrol sikap dan perilaku yang
lain
Jenis-jenis kekuasaan yang ada. Frenk dan
Raven (dalam Yulk, 1998:166-167) membagi kekuasaan menjadi lima jenis, yakni
(a) reward power, (orang yang didominasi patuh
karena untuk mendapatkan imbalan yang diyakini dimiliki oleh orang yang
mendominasi,
(b) coercive power
(orang yang didominasi patuh karena untuk mendapatkan imbalan yang diyakini
dimiliki oleh orang yang mendominasi,
(c) legitimate
power (orang yang mendominasi patuh karena dia percaya bahwa orang yang
mendominasi tersebut mempunyai hak untuk meminta dua orang yang didominasi
mempunyai kewajiban untuk mematuhinya:
(d) expert power,
(yang didominasi8 patuh karena percaya bahwa orang yang mendominasi memiliki
kepakaran tertentu)
(e)
referent power.( yang didominasi patuh karena dia mengagumi atau meng-identifikasikan
dirinya dengan orang yang mendominasi tersebut)
Sumber Kekuasaan
1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal
sources of power)
Di dalam sumber kekuasaan antar individu
terdapat 2 aspek kekuasaan yakni: a. kekuasaan formal adalah kekuasaan yang
didasarkan pada aspek individual dalam
suatu organisasi, b. kekuasaan personal adalah
kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang
individu.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural
sources of power)
Dalam kekuasaan
ini juga dikenal istilah inter-group atau inter-departemental power yang
artinya sumber kekuatan berasal dari kelompok.
Austin
(1962:91-101) membagi tindak tutur menjadi tiga jenis, (a) yakni tindak lokusi,
yakni tindak menuturkan sesuatu, (b) tindak ilokusi, yakni tindak melakukan
sesuatu, dan (c) tindak perlokusi, yakni pengaruh tuturan kepada peserta tutur.
Searle membagi
tindak tutur menjadi lima jenis, yakni
1. Representatif : tindak tutur untuk menyatakan
kebenaran
2. Direktif : tindak tutur yang dirancang untuk “menggiring”
mitratutur untuk melakukan suatu tindakan.
3. Komisif
: tindak tutur yang berisi janji penutur untuk melakukan sesuatu.
4. ekspresif : tindak tutur yang menyatakan sikap
dan perasaan penutur terhadap keadaan.misalnya Minta maaf ,
5. deklarasi : tindak tutur yang jika diucapkan
akan menyebabkan suatu kondisi baru:
MATERI
10: MEMAHAMI KARAKTERISTIK ANALISIS WACANA
1. Tindakan
Wacana
dipahami sebagai sebuah tindakan.Pemahaman ini mengasosiasikan wacana sebagai
bentuk interaksi. Wacana harus dipandang, pertama: wacana diapandang sebagai
sesuatu yang bertujuan, misalx untuk mendebat, membujuk, bereaksi, dan
sebagainya. Kedua: wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara
sadar, terkontrol, bukan berdasarkan sesuatu yang di luar kendali atau
diekspresikan di luar kesadaran.
2. Konteks (ruang lingkup): konteks:
lingkungan fisik dimana bahasa digunakan
Ruang
lingkup: tempat ( di mana kata diucapkan), Partisipan (siapa yang mengatakan),
waktu (kapan kata diucapkan)
Titik perhatian dari analisis wacana adalah
menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses
komunikasi. Di sini disebutkan tidak hanya proses kognisi dalam arti umum,
tetapi juga gambaran spesifik dari budaya yang dibawa. Studi bahasa di sini
memasukkan konteks karena bahsa selalu berada dalam konteks.
3. Historis
Pemahaman
wacana diperoleh apabila kita bisa memberikan konteks historis saat teks
tersebut diciptakan. Bagaimana situasi sosialpolitik, suasana pada saat itu.
Untuk melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang
berkembang atau dikembangkan seperti itu? Mengapa bahasa yang dipakai seperti
itu?
4. Kekuasaan
-Siapa
yang berkuasa dia yang berhak untuk mengontrol / siapa yang berkuasa dia yang
mengontrol wacana.
Di
sini wacana tidak dipandang sebagai sesuatu yang alami, wajar dan netral,
tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adallah salah
satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Pemakai bahasa bukan hanya
pembicara, penulis, pendengar atau pembaca, ia juga merupakan bagian dari
kategori kelas sosial teetentu bagian dari kelompok professional,
agama,komunitas, atau kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, Hubungan yang terjadi bukan A dan B
tetapi juga tua muda, dokter dan pasien, antara laki2 dan perempuan, kulit
putih dan kulit hitam, dan buruh dan majikan. Hal ini mengaplikasikan analisis
wacana kritis tiak membatasinya pada detail teks atau struktur wacana saja,
tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi,
dan budaya tertentu.
5. Ideologi
Ideologi
adalah sebuah sistem nilai atua gagasan yang dimiliki oleh kelompok atau
lapisan masyarakat tertentu. Teori ideology menekankan bahwa semua teks dan
semua mkana mempunyai dimensi sosial politik dan tidak dapat dimengerti kalau
tidak menyertakan dimensi konteks sosialnya.
-
Siapa yang
berkuasa dia yang menentukan ideology.
MATERI
11: TOKOH-TOKOH AWK
1. Michael Fouacult, memandang wacana sebagai
praktik sosial. Dalam analisisn wacana hendaknya mempertimbangkan peristiwa
bahasa dengan melihat bahasa dari dua segi yaitu arti dan refereni.
2. Roger Fowler, Robert Hodge, Gunter Kress, dan
Tony Trew: memandang bahasa tidak ada yang netral/ bahasa membuat klasifikasi.
-
Bahasa dibuat
menurut seperangkat kendala, seperti ideology, politik, sosial dan cultural.
3. Theo Van Leeuwen (Lihat materi 12)
4. Sara Mills (Lihat materi 12)
5. Teun A. Vandijk (Lihat materi 12)
6. Norman Fairclough (Lihat materi 12)
Model
3 dimensi Fairclough
-
Wcana mengacu
pada penggunaan bahasa sebagai praktik sosial
-
wacana dipahami
sebagai jenis bahasa yang digunakan dalam suatu bidang khusus, seperti wacana
politik atau ilmiah
-
Wcana digunakan
sebagai suatu kata benda yang bisa dihitung (suatu wacana, wacana teetentu,
wacana2, wcana2 tertentu) yang mengacu pada cara bertutur yang memberikan makna
yang berasal dari pengalaman2.
MATERI
12 : PENDEKATAN AWK
Pendekatan bahasa kritis: pendekatan ini
memusatkan analisis wacana pada bahasa atau gramatika bahasa dan menghubungkan
dengan ideology. Artinya, bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna
ideology tertentu. (pemakaian kata, kalimat, sususnan, dan bentuk kalimat
tertentu tidak dipandang sebagai persoalan tatabahasa tetapi ekspresi dari
ideologi.
Misal: pemakaian kata-kata konflik, pertikaian
atau bentrok menimbulkan arti dan pemaknaan tertentu.
1. KERANGKA ANALISIS MODEL ROGER FOWLER,
memandang bahwa bahasa yang dipakai bukanlah sesuatu yang netral tetapi
memiliki aspek atau nilai ideology tertentu.
Contoh, pilihan kosa kata yang dipakai utk
menggambarkan peristiwa, misalnya dlm berita mengenai kekerasan terhadap
perempuan, pilihan kosa kata apakah yang dipakai utk menggambarkan kekerasan?
apakah perkosaa, persetubuhan, pelecehan, disetubuhi, dsb.
2. KERANGKA ANALISIS MODEL THEO VAN LEEUWEN
(ekslusi dan inklusi)
รจ analisis yang dapat dipakai untuk melihat
bagaimana peristiwa dan aktor2 sosial ditampilkan dan bagaimana suatu kelompok
yang tidak mempunyai akses yang menjadi pihak yg terus dimarginalkan.
Ekslusi (proses pengeluaran). Apakah dalam
suatu teks berita, ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pemberitaan
dan strategi wacana apa yang dipakai utk itu.
proses pengeluaran ini secara tidak langsung bisa mengubah peahaman
khalayak akan suatu isu.
Ex: Dalam berita mengenai pemerkosaan. Apakah
perempuan dan laki2 ditampilkan secara utuh, ataukah ada pihak yang dikeluarkan
dari teks. Jika laki2 dikeluarkan dari teks, maka pemahaman yang muncul bukan
laki2 yg salah. Pemerkoasaan itu adl msalah wanita itu sendiri, merekalah yg
menjadi penyebab sehingga diperkosa.
Inklusi (proses pemasukan): Inklusi
berhubungan dengan pertanyaan bagaimana proses suatu kelompok dikeluarkan dari
teks pemberitaan.
Pendekatan Perancis: (Aspek pendekatan ini
banyak dipengaruhi oleh teori ideologi. Aliran ini berusaha memusatkan
perahtian pad efek ideologi dan formasi diskursus yang memposisikan seseorang
sebagai subjek dalam situasi tertentu.
3. KERANGKA ANALISIS MODEL SARA MILLS memandang
dunia ini tidak adil.
SARA MILLS mengajukan teori mengenai posisi
penulis dan khlayak dan bagaiman seseorang ditempatkan dalam subjek tertentu.
Titik perhatian SARA MILLS terutama pada masalah-masalah feminis.
Contoh : perempuan cenderung ditampilkan dalam
tek sebagai pihak yang salah dan marginal dibandingkan dengan pihak laki-laki.
Ketidakadilan dan penggambaran buruk mengenai perempuan inilah yang menjadi
sasaran utama SARA MILLS.
4. KERANGKA ANALISIS MODEL TEUN A. VAN DIJK
Pendekatan Kognisi Sosial
Pendekatan
Dijk disebut dengan pendekatan kognisi sosial sebab kognisi sosial ditempatkan
sebagai elemen yang penting dalam memproduksi wacana. Wacana dilihat bukan
hanya dari struktur wacana tetapi juga menyertakan bagaimana wacana itu
diproduksi. Dalam analisis teks misalnya dapat diketahui bahwa wacana cenderung
memarginalkan kelompok minoritas.
5. KERANGKA ANALISIS MODEL NORMAN FAIRCLOUGH
Pendekatan
Perubahan Sosial
Pendekatan ini
memusatkan perhatiannya pada wacana dan perubahan sosial. Fairclough
menghubungkan teks yang mikro dengan konteks yang makro. Tititk perhatiannya
adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan, sebaagai praktik sosial.
Fairclough
membagi analisis wacana pada tiga dimensi, yakni teks, discoursepraktice, dan
sosiocultural practice. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Idesional yang merujuk pada representasi
tertentu yang ingin ditampilkan dalam teks
2. Relasi, merujuk pada analisis bagaimana
kontruksi hubungan di antara wartawan dengan pembaca, seperti apakah teks
disampaikan secara informal atau formal, terbuka atau tertutup.
3. Identitas, merujuk pada kontruksi tertertentu
dari identitas wartawan dan pembaca, serta bagaimana personal dan identitas ini
hendak ditampilkan dan digambarkan dalam teks
6. KERANGKA ANALISIS MODEL RUTH WODAK
Pendekatan Wacana Sejarah
Pendekatan wacana sejarah sejarah ini
dikembangkan oleh sekelompok pengajar di Vienna di bawah Ruth Wodak. Wacana
disini disebut historis karena menurut Wodak dkk. Analisis wacana harus
menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu kelompok atau komunitas digambarkan. Sebagai contoh
penggambaran buruk atau rasis tentang suatu kelompok, menurutnya terbangun
lewat proses sejarah yang panjang.
Dirangkum
oleh Noor Jannah dan Rahmadaniah Fitri
Izin save yaaa mba.... hihi
BalasHapusIya silahkan...
Hapus