Rabu, 10 Juni 2015

Contoh Tanda Non Verbal atau Non Bahasa

NASI KETAN

Di desa Lawahan mempunyai kebiasaan baik itu anak-anak ataupun remaja apabila mereka telah khatam Alquran yang pada pertama kali, mereka diharuskan untuk melakukan acara selamatan. Pada acara selamatan tersebut harus ada nasi ketan sebagai syaratnya. Karena nasi ketan memiliki arti agar ilmu dan pengetahuan tentang membaca Alquran tidak mudah hilang atau tetap melekat pada ingatan dan akal seseorang. Kenapa harus nasi ketan? Karena nasi ketan yang apabila disentuh oleh apapun akan terjadi suatu lekatan atau terasa lengket, hal ini merupakan simbol melekatnya ilmu dan pengetahuan tentang membaca Alquran yang tidak mudah hilang dalam ingatan dan akal seseorang. Dan hal ini juga yang membuat masyarakat mempercayai dan mengharuskan nasi ketan sebagai syarat selamatan untuk khataman alquran.

 

EMPAT NAMA SAHABAT NABI YANG DITULIS DI SETIAP POJOK RUMAH

Di dalam setiap pojok rumah kebiasaannya ada dituliskan nama-nama sahabat Nabi Muhammad, seperti Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Nama-nama tersebut ditulis dalam bahasa Arab. Hal ini dipercayai oleh masyarakat bahwa jika dalam setiap pojok rumah ada tulisan nama-nama sahabat nabi tersebut maka setan, iblis dan jin takut atau tidak mau masuk kedalam rumah, sehingga keadaan rumah menjadi damai, tentram, serta sejahtera karena setan, iblis, dan jin tidak bisa mengganggu orang-orang yang tinggal dirumah tersebut.

Tulisan nama-nama sahabat nabi Muhammad memiliki makna atau simbol tersendiri yaitu Umar bin Khattab adalah seorang sahabat yang pemberani, sampai-sampai setan, iblis dan jin jika mau bertemu beliau dijalan, sebelum bertemu mereka sudah berbelok arah agar tidak bertemu dengan Umar. Sedangkan Usman bin Affan adalah orang yang kaya raya memiliki sifat dermawan. Karena sifat beliau yang dermawan itu setan, iblis dan jin segan dengan beliau, dan mereka enggan untuk mengganggu Usman. Adapun Abu Bakar As Siddiq adalah orang yang memiliki iman yang sangat kuat baik kepada Rasulullah ataupun kepada allah, jadi karena hal tersebut setan, iblis dan jin tidak berani mengganggu atau menggoda Abu Bakar. Terakhir, Ali bin Abi Thalib adalah seorang sahabat yang memiliki ilmu, ilmu yang merupakan pintu dari ilmu-ilmu yang biasa disebut madinatul ilmu. Nah, karena ilmu yang dimilikinya tersebut setan, iblis dan jin juga segan dengan Ali.

Tulisan nama-nama tersebut mengandung unsur religius karena masyarakat yang beragama islam mempercayai atau meyakini bahwa orang shaleh seperti sahabat-sahabat nabi tidak meninggal, mereka masih hidup . Yang dimaksud masih hidup disini adalah ruhnya, ruhnya yang masih bisa melihat alam dunia  walaupun jasadnya telah tidak ada lagi atau meninggal. Dan nama m`ereka itu mulia disisi Allah sehingga memiliki qaromah.

Untuk menulis nama-nama sahabat nabi tersebut setiap orang memiliki niat yang berbeda-beda, karena menulisnya memakai hakikat hati nurani, dengan niat dan tujuan masing-masing. Misalnya, kita menulis nama Umar, kita berniat mengambil berkah mudah-mudahan dengan berkah sayyidina Umar semua yang ada dalam rumah diselamatkan dari gangguan dan kejahatan jin serta manussia.

                                                 

BALIAN

            Ritual balian merupakan ritual pengobatan secara budaya pada masyarakat dayak Siang-Murung yang dipimpin oleh seorang basi atau basir.  Basir atau basi sendiri merupakan orang yang dipercaya memiliki kemampuan yang diperoleh secara turun-temurun dalam upaya penyembuahan suatu penyakit.  Basir atau basi dalam ritual pengobatan ini biasanya adalah basi laki-laki.  Karena dalam masyarakat desa Dirung Bakung dikenal ada dua basi yakni basi bawe atau basi perempuan dan juga basi laki-laki. Basi laki-laki memiliki kemampuan dan tugas untuk mengobati penyakit sedangkan basi perempuan bertugas memimpin dalam ritual upacara adat kematian atau perkawinan.  Upacara atau ritual balian biasanya dilakukan pada saat malam hari,  dimana pada saat ritual pengobatan tersebut basi akan mengalami kesurupan atau dimasuki roh.  Roh tersebut merupakan roh baik yang dipercaya bisa membantu menyembuhkan suatu penyakit dan roh tersebut biasanya adalah sahabat dari basi tersebut.

Sebelumnya peralatan dan sesaji yang diperlukan dalam ritual balian sudah disiapkan.  Sesaji tersebut diantaranya adalah lemang atau kukusan ketan yang dimasak dalam bambu, kain yang digantung di dinding rumah, hati ayam yang direbus dan ditancapkan pada beberapa lemang, darah ayam, darah babi, berbagai macam bunga, akar-akaran dan dedaunan, arang dari akar-akaran, air, timba, anding atau tuak (minuman beralkohol asli buatan masyarakat setempat), keranjang dari anyaman bambu, ayunan dari rotan yang digantung pada dinding rumah mangkuk dan lilin, beras, sepasang ayam jantan dan betina dan telur.  Selain itu ada alat musik pukul yaitu gendang berjumlah 3 buah.  Sesajen yang dibutuhkan dalam suatu ritual balian itu berbeda-beda tergantung penyakitnya.  Ketika pasien terkena penyakit budaya seperti tenung, santet atau dalam istilah masyarakat dayak Siang-Murung ini terkena “pali”, maka dalam sesajennya harus ada “bale pali”.  .

Sebelum ritual dimulai itu Basi bersiap mengenakan pakaian dan perlengkapannya untuk ritual tersebut, diantaranya ada kain seperti sarung berwarna hitam, sabuk dari kain, ikat kepala, asesoris berupa tali dengan hiasan manik-manik dan juga taring hewan yang diikatkan menyilang di tubuhnya kemudian basi mengenakan gelang dipergelangan tangannnya masing-masing 2 buah gelang besi yang sekaligus sebagai alat musik.  Selain itu basi juga mengoleskan kapur di lengan dan dadanya seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.Kemudian basi yang sudah berpakaian ritual lengkap duduk di depan sesaji sambil mengucapkan mantra, tak lama basi mengambil beras dalam piring dan menyebar sedikit beras di sekitar basi atau yang dikenal dengan istilah “nabui”.  Setelah itu istri basi memberikan sepasang ayam yang kemudian dikibaskan diatas kepala pasien.  Setelah itu basi berdiri dan memegang kain seperti selendang yang diikatkan pada dinding rumah sambil basi membaca mantra dengan bahasa sangian, hal tersebut dilakukan untuk berkomunikasi dengan arwah atau roh leluhurnya.  Setelah itu basi meniup seperti peluit kecil yang terbuat dari taring beruang, bersamaan dengan itu alat musik mulai dipukul dengan suara yang sangat keras sehingga timbul suara yang sangat bising.  Musik tersebut terkadang berhenti sejenak dan dimainkan kembali.  Kurang lebih ada 10 kali jeda berhenti dari musik dalam ritual tersebut.  Mantra dengan bahasa sangiang terus diucapkan selama ritual berlangsung. 

`Kemudian basi berjalan menuju pintu rumah dan menghadap keluar rumah sambil membaca mantra dan menari dengan mangkok berisi lilin yang diletakkan diatas kepalanya.  Istri basi menyiapkan air mandi dalam timba yang didalamnya terdapat dedaunan, bunga dan akar-akaran untuk memandikan pasien.  Pasien pun duduk didepan pintu kemudian basi memandikan pasien dengan iar yang ada di timba tersebut sambil membaca mantra.  Ketika itu orang dilarang berdiri di luar rumah, karena dipercaya penyakit pasien akan berpindah ke orang yang ada diluar rumah tersebut selain itu juga dilarang melakukan dokumentasi berupa video ataupun foto.  

Setelah itu basi menuju ketempat awal.  Sementara pasien disuruh berbaring didekat basi.  Basi mengambil 2 lemang yang ujungnya ada hati ayam, kemudian dicelupkan ke dalam wadah yang berisi darah ayam dan babi.  Menurut kepercayaan masyarakat itu adalah tanda dimana arwah atau roh nenek moyang sudah mulai merasuki tubuh basi.  Proses memakan lemang tersebut dilakukan berkali-kali.  Setelah itu lampu yang ada di dalam ruangan tersebut mulai dimatikan, itu tandanya basi sudah mulai kerasukan roh yang akan membantu mengobati pasien.  Ketika basi sedang kerasukan tidak boleh ada cahaya sedikitpun dalam ruangan tersebut, semua lampu tempel dimatikan jika ada lampu yang menyala maka basi tersebut akan langsung pingsan dan tidak bisa mengobati pasien.  Proses kesurupan atau kerasukan tersebut terjadi kurang lebih dalam waktu 15 menit.  Ritual balian ini biasanya tidak boleh dilakukan saat ada orang yang meninggal dunia.  Karena dipercaya basi yang dirasuki roh tersebut bisa lari menuju tempat orang yang sedang meninggal tersebut.  Sebagai langkah antispasi digunakan piring putih polos yang kemudian diletakkan di kepala basi saat berada di depan pintu rumah tadi. 

Ketika pasien yang diobati sudah sembuh, maka pasien tersebut akan melakukan ritual “totoh balian”. Ritual ini merupakan acara puncak dari upacara belihan, dimana saat itu disediakan banyak sesaji yang mana sebagai wujud syukur kepada roh yang telah menyembuhkan dan juga sebagai alat untuk menipu roh jahat agar tidak mengganggu lagi, karena sesaji dipercaya sebagai makanan dari roh-roh yang dianggap jahat oleh masyarakat.  setelah selesai pengobatan maka lampu akan dihidupkan kembali dan acara totoh belihan selesai.  Totoh balian biasanya dimulai pada malam hari antara pukul 22.00 wib hingga pukul 02.00 atau pukul 03.00 wib dini hari.

 

KACANG NEGARA

Menurut kepercayaan, bahwa untuk mencegah agar uang tidak di ambil tuyul maka di tempat diletakkan uang tersebut di taruh kacang negara. Misalnya dalam dompet atau lemari. Mengapa kacang negara? Karena kacang negara merupakan mainan tuyul. Kalau tuyul mau mengambil uang di dompet atau lemari yang ditaruh kacang negara, dia akan bermain-main dengan kacang negara sehingga tuyul tersebut tidak jadi mengambil uang tersebut.

 

TALI HADUK

            Kebisaan di daerah kandangan apabila ada orang yang melahirkan, maka setiap tiang di bawah sekeliling rumahnya diikat dengan tali haduk agar tidak diganggu oleh kuyang. Mengapa tali haduk? Karena tali haduk itu berduri, jadi apabila kuyang itu mau mengganggu orang yang melahirkan tersebut dia harus melewati tali haduk yang berduri itu. Hal ini membuat kuyang tidak berani mengganggu orang yang melahirkan, karena kuyang takut kalau dia akan tersangkut pada duri tali haduk atau kesuban.

 

BUBUR MERAH PUTIH

Bubur merah terbuat dari bahan beras dan gula merah, sedangkan untuk bubur bagian putih terbuat dari bahan beras dan santan. Tapi ada juga jenis bubur yang menggunakan gula merah yang disiram. Bubur merah bubur putih biasanya digunakan orang untuk selamatan orang hamil.

            Putih menyimbolkan ayah, yang dimana menjadi perantara hadirnya anak di dunia. Sedangkan merah menyimbolkan ibu yang berarti simbol darah. Dua simbol tersebut menjelaskan mengenai penyerahan diri kepada Tuhan, dan juga menyadari bahwa tiada berartinya kekuatan diri yang terbentuk dari darah putih dan darah merah.

 

KETUPAT

Ketupat merupakan sebuah sajian makanan pokok yang berbahan dasar beras dengan lapisan daun kelapa manjadi makanan yang khas. Daun kelapa  dianyam kemudian diisi dengan beras lalu direbus dalam air.

Ketupat memiliki arti sebuah simbol kebaikan. Beras dimaknai sebagai simbol nafsu dunia, sedangkan janur melambangkan hati nurani. Jadi disaat ketupat matang lalu dibelah, warna putih yang berasal dari beras tersebut dimaknai sebagai hati baru, kesucian. Jadi janur sebagai hati nurani membuat beras yang keras menjadi lembut dan lunak, begitupun dengan hati yang penuh dengan nafsu dunia harus dilunakkan agar lebih bersyukur dan memahami hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar